-Orang bodoh manapun bisa membela kesalahanya-dan sebagian besar orang bodoh memang melakukannya-tetapi seseorang akan ditinggikan diantara yang lain dan akan merasa mulia dan tinggi jika dia mau mengakui kesalahannya sendiri (Dale Carnegie)
-Kita bisa mendapat lebih banyak teman dalam dua bulan dengan menaruh minat tulus pada orang lain daripada yang kau dapatkan dalam dua tahun dengan mencoba membuat orang lain tertarik padamu (Dale Carnegie)
Kamis, 27 November 2008
Pesan
Diposting oleh werly di 00.13 0 komentar
Rabu, 26 November 2008
Kanker Tulang Primer
DEFINISITerdapat 2 macam kanker tulang:
1.Kanker tulang metastatik atau kanker tulang sekunder : kanker dari organ lain yang menyebar ke tulang, jadi kankernya bukan berasal dari tulang. Contohnya adalah kanker paru yang menyebar ke tulang, dimana sel-sel kankernya menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel tulang.
2.Kanker tulang primer : merupakan kanker yang berasal dari tulang. Yang termasuk ke dalam kanker tulang primer adalah: - Mieloma multipel - Osteosarkoma - Fibrosarkoma & Histiositoma Fibrosa Maligna - Kondrosarkoma - Tumor Ewing - Limfoma Tulang Maligna.
Rontgen tulang yang terkena
CT scan tulang yang terkena
Pemeriksaan darah (termasuk kimia serum)
CT scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru
Biopsi terbuka
Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor. Sebelum dilakukan pembedahan, diberikan kemoterapi yang biasanya akan menyebabkan tumor mengecil. Kemoterapi juga penting karena akan membunuh setiap sel tumor yang sudah mulai menyebar. Kemoterapi yang biasa diberikan: - Metotreksat dosis tinggi dengan leukovorin - Doxorubicin (adriamisin) - Cisplatin - Cyclophosphamide (sitoksan) - Bleomycin. Jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru, maka angka harapan hidup mencapai 60%. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.
Rontgen tulang kerangka tubuh
Rontgen dada
CT scan dada
Skening tulang
Biopsi tumor. Pengobatan seringkali merupakan kombinasi dari:
Kemoterapi (siklofosfamid, vinkristin, daktinomisin, doksorubisin, ifosfamid, etoposid)
Terapi penyinaran tumor
Terapi pembedahan untuk mengangkat tumor. Prognosis tergantung kepada lokasi dan penyebaran tumor.
Diposting oleh werly di 00.31 0 komentar
Lentera Kehidupan
Tak ada yang lebih gusar melebihi makhluk Allah yang bernama gula pasir. Pemanis alami dari olahan tumbuhan tebu ini membandingkan dirinya dengan makhluk sejenisnya yang bernama sirup.
Masalahnya sederhana. Gula pasir merasa kalau selama ini dirinya tidak dihargai manusia. Dimanfaatkan, tapi dilupakan begitu saja. Walau ia sudah mengorbankan diri untuk memaniskan teh panas, tapi manusia tidak menyebut-nyebut dirinya dalam campuran teh dan gula itu. Manusia cuma menyebut, "Ini teh manis." Bukan teh gula. Apalagi teh gula pasir.
Begitu pun ketika gula pasir dicampur dengan kopi panas. Tak ada yang mengatakan campuran itu dengan ‘kopi gula pasir’. Melainkan, kopi manis. Hal yang sama ia alami ketika dirinya dicampur berbagai adonan kue dan roti.
Gula pasir merasa kalau dirinya cuma dibutuhkan, tapi kemudian dilupakan. Ia cuma disebut manakala manusia butuh. Setelah itu, tak ada penghargaan sedikit pun. Tak ada yang menghargai pengorbanannya, kesetiaannya, dan perannya yang begitu besar sehingga sesuatu menjadi manis. Berbeda sekali dengan sirup.
Dari segi eksistensi, sirup tidak hilang ketika bercampur. Warnanya masih terlihat. Manusia pun mengatakan, "Ini es sirup." Bukan es manis. Bahkan tidak jarang sebutan diikuti dengan jatidiri yang lebih lengkap, "Es sirup mangga, es sirup lemon, kokopandan," dan seterusnya.
Gula pasir pun akhirnya bilang ke sirup, "Andai aku seperti kamu."
Sosok gula pasir dan sirup merupakan pelajaran tersendiri buat mereka yang giat berbuat banyak untuk umat. Sadar atau tidak, kadang ada keinginan untuk diakui, dihargai, bahkan disebut-sebut namanya sebagai yang paling berjasa. Persis seperti yang disuarakan gula pasir.
Kalau saja gula pasir paham bahwa sebuah kebaikan kian bermutu ketika tetap tersembunyi. Kalau saja gula pasir sadar bahwa setinggi apa pun sirup dihargai, toh asalnya juga dari gula pasir.
Kalau saja gula pasir mengerti bahwa sirup terbaik justru yang berasal dari gula pasir asli.
Kalau saja para penggiat kebaikan memahami kekeliruan gula pasir, tidak akan ada ungkapan, "Andai aku seperti sirup!" (beranda.blogsome.com)
Diposting oleh werly di 00.02 0 komentar